Hama wereng menyerang. Gagal panen di mana-mana. Padi pun merana, termasuk salah satu personel Grup Band Padi, Piyu. Terus dikejar wartawan. Bukan karena album baru, melainkan karena kasus istrinya, Flo, yang menabrak rumah Vika Dewayani.
Untunglah polisi tidak memperpanjang perkara ini. Pihak keluarga Vika memaafkan, jadi ya urusannya selesai. Gak tahu sih, apa si Flo membayar ganti rugi atau tidak, saya malas mencari informasi lainnya. Lagi pula, dalam tulisan ini, niat saya bukan membahas Flo, itu sudah banyak dibahas media. Sekarang, saya mau membicarakan Piyu, suaminya.
Menanggapi kasus istrinya ini, dia berujar: "Tidak ada masalah yang bisa kita hindari, tapi bagaimana kita menyikapi saja. Kalau kita melihat masalah sebagai beban ya salah. Masalah juga harus disyukuri."
Dasar artis, omongan gitu aja langsung dikutip, dijual media. Coba yang ngomong saya. Mana mau orang jual. Malah sepertinya, saya bayar pun tak bakalan ada yang mau. Padahal, ketika saya perhatikan ucapan si Piyu, otak kiri saya langsung mengkritisinya.
Dia bilang "Tidak ada masalah yang bisa kita hindari."
Coba pikirkan baik-baik. Benarkah tidak ada masalah yang bisa kita hindari?
Kehujanan di jalan itu masalah. Membawa payung saat berangkat dari rumah, itu mengindari masalah. Dan turunlah hujan di jalan, masalah pun bisa dihindari.
Haha, tenang mas Piyu, tapi saya paham kok. Maksud Mas Piyu itu gini: "Kalau masalah sudah terjadi, kita tak bisa mengelak lagi."
* * *
Nah, setelah saya menulis ini, kemudian ada yang baca. Gak tahu namanya, pokoknya dia akhwat. Huh, menjengkelkan. Padahal saya kurang tidur semalaman, eh dia malah bikin pusing.
Si Akhwat itu mencoba mengkritisi lagi tulisan saya. Kata dia: "Sedia payung sebelum hujan itu bukan menghindari masalah, tapi mencegah masalah!"
Saya: "Memang menghindari dan mencegah itu apa bedanya?"
Akhwat: "Ya bedalah, pikirkan saja sendiri. Pake nanya lagi!"
Saya: "Bilang saja tidak tahu!"
CERITA INI FIKTIF
No comments:
Post a Comment