Sufi pengelana itu bertanya:"Apa yang dimaksud dengan riyadlah dan ilmu?"
Rumi tidak bisa menjawab. dia bingung, dan kebingungannya membuat dia kagum kepada si penanya.
Penasaran, Rumi kemudian mengajak orang itu berkenalan, mengajak ke rumahnya, menjamunya, dan berbincang dengannya di sebuah ruangan. Berdua mereka diskusi, membicarakan banyak hal, dan Rumi banyak mengajukan pertanyaan. Jawaban Syamsi yang memuaskan membuat Rumi kian mengaguminya. Sang ulama besar itu pun kini berubah menjadi seorang murid kecil. Sebenarnya, tidak sedikit pengetahuan yang Rumi kuasai, akan tetapi pesona Syamsi Tabriz, telah mencuri perhatiannya, dan membuat dirinya merasa tidak seberapa.
Berhari-hari Rumi diskusi dengan guru barunya ini, hingga membuatnyan lupa keluar rumah untuk mengajar. Para murid merasa diabaikan, dan karena itu desas-desus pun tersiar, semua ini gara-gara orang asing bernama Syamsuddin itu.
Merasa dirinya tertuduh, Syamsuddin pergi meninggalkan Rumi. Kota tujuannya adalah Damaskus. Dan Rumi yang dia tinggalkan merana. Rumi menjadi seperti seorang pencinta yang ditinggalkan oleh yang dicintainya. Dia semakin sungkan mengajar, maka dia pun mengutus muridnya supaya menyusul Syamsi Tabriz ke Damaskus.
Kepada murid utusannya ini, Rumi menitipkan pesan, supaya memohon maaf kepada sang guru, atas kelalaiannya, membiarkan para murid itu membencinya. Rumi pun menitipkan pesan, supaya Syamsi kembali ke Konya, dan Rumi berjanji, sekarang dia akan membela dari tudingan buruk para muridnya.
Syamsi pun menurut, ikut kembali menjadi guru Rumi, dan membuat Rumi semakin tenggelam menimba ilmu padanya, dan semakin melupakan dia dari para muridnya.
Tak dapat dibendung lagi, kebencian para murid Rumi semakin menjadi, dan Syamsi merasa dirinya tidak perlu bertahan. Dia seorang pengelana, dia harus pergi, dan dia pun pergi.
Bukan lagi para murid, kini Rumi yang berusaha menyusulnya, namun gagal. Syamsi pergi dan tidak pernah kembali lagi. Rumi rindu kepadanya, dan kerinduannya itu membuatnya romantis. Berbagai puisi indah dan syair hebat lahir dalam masa-masa ini. Untuk mengenang gurunya itu, Rumi pun menyusun nasihat-nasihat Syamsi yang dia bukukan dalam kitab Diwan Makalah I Syamsi.
No comments:
Post a Comment